Buku ini diawali
dengan quote dari Asma Nadia yang menggugah:
Ketakutan
tak membuat perubahan apapun. Tapi keberanian sering melahirkan kejutan yang
membuat dunia jadi berbeda dari sebelumnya.
Berikut pengantar
dari Asma Nadia untuk buku “La Tahzan For
Hijabers” yang memuat tentang kenapa bukunya judulnya La Tahzan lalu
apa hubungannya dengan hijabers?
Di sini Asma Nadia
menceritakan mengenai kisah pertamanya berjilbab waktu SMA, di masa itu
berjilbab bukanlah pilihan yang mudah karena anak ABG yang berjilbab itu masih
bisa di hitung jari. Apalagi dengan kondisi Mamanya yang mualaf. Sampailah Asma
Nadia menemukan ayat berikut (QS Ali Imran: 139):
Wala tahinu wala
tahzanu wa antumul a’lawn in kuntum mu’minin (Janganlah kamu merasa rendah dan
bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu
beriman)
Intinya jangan
bersedih jika diri harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan menutup aurat
demi meraih cinta-Nya karena jilbab adalah tanda
cinta dan bentuk taat seorang muslimah kepada Allah.
Definisi Hijab,
Khimar, dll
>> Hijab adalah sesuatu yang
menutupi atau menghalangi diri
>> Jilbab adalah selendang atau
busana lebar yang dikenakan wanita untuk menutupi auratnya; kepala, lalu leher
mengulur hingga ke bawah, menampakkan hanya wajah dan telapak tangan. Jilbab
bukan merupakan pakaian yag sempit dan melekat ngepas di tubuh. Memenuhi
kriteria seperti tidak transparan, tidak ketat, menutupi seluruh tubuh
perempuan dari ujung rambut hingga kaki.
>> Khimar atau
Kerudung adalah
kerudung penutup kepala hingga ke dada tanpa menutupi muka.
>> Burdah adalah pakaian luar
atau tirai berjahit mirip dengan abaya.
>> Cadar adalah kain yang
menutupi sebagian wajah wanita, hingga hanya sepasang mata yang tampak.
Oke, mari kita kupas
artikel di buku ini satu per satu ya….
Artikel pertama di
buka dengan karya Mecca Medina “Jatuh Bangun
Jilbabku” yang menceritakan kisah jilbab pertamanya waktu SMA yang
ditentang oleh Mamanya dengan alasan takut seperti nenek-nenek dan jelek hanya
kelihatan moncongnya. Astaghfirulloh…. Lalu Mecca melepas jilbabnya seusai
kuliah dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun
Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik.
Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tsb maka
perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko digunting
rambutnya oleh kelompok di daerah tsb. Situasi ini tidak disia-siakan dan
akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan Alhamdulillah semua
pegawai perempuan berjilbab semua.
Ada artikel ketiga
yang cukup menarik perhatian saya yang ditulis oleh Nadhira Khalid “Boleh Pinjam Jempolnya?” Nadhira Khalid merupakan
keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun di keluarganya tsb
tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk perempuan yang sudah menikah.
Nadhira tinggal di Bali tepatnya di Karanglangko yaitu sebuah desa yang
mayoritas penghuninya adalah muslim. Namun ketika dia bersekolah, tetaplah
Nadhira menjadi minoritas. Dan jilbab pertama Nadhira diawali saat menjelang
kelulusan SMA. Lalu apa hubungannya dengan judul artikelnya. Ternyata ada guru
yang suka mengkritik siswa namun ketika menghadapi Nadhira waktu cap jempol
hanya mengucapkan “Boleh pinjam jempolnya?” saat cap jempol ijazah.
Berikut artikel ke-10
yang menurut saya cukup kocak yang ditulis oleh Mimin Ha Way “Perjuangan Menuju Jalan Nyaman”. Saat kuliah
Mimin akhirnya berjilbab dan ada satu kejadian yang tak terlupakan saat naik
sepeda motor dengan memakai rok yang tak terlalu longgar dan membonceng teman
yang ukurannya lebih besar dari Mimin. Akhirnya mereka terjatuh di tanjakan.
Berikutnya ada lagi kejadian konyol Mimin membonceng temannya dan melorot jatuh
ke selokan beserta tasnya lalu diketawain semua orang di aula :D Kok bisa gitu
ya?
Ada lagi artikel
ke-12 yang cukup menggugah hati dari seorang mualaf Mariska Christianti “Jilbab Dulu dan Sekarang”. Waktu itu dia sedang
menjaga tas teman-temannya di Mushola dan disapa oleh mahasiswi berjilbab
“Assalamu’alaikum, mahasiswa baru ya? Jurusan apa Dik?” Lalu setelah
menceritakan ketertarikan mengenai Islam, senior tsb memberikan buku Tauhid. Di
sisi lain Mariska masih mengikuti kebaktian yang diisi oleh Ibu pendeta. Beliau
mengatakan bahwa di dalam Perjanjian Lama, ada hewan-hewan yang diharamkan
untuk dimakan, salah satunya adalah babi. Namun, di Perjanjian Baru, semua
hewan dihalalkan untuk dimakan. Lalu Mariska bertanya kepadanya:
-
1. Mengapa Tuhan tidak konsisten dalam membuat peraturan, berbeda
antara Perjajian lama dan Perjanjian Baru.
-
2. Tolong tunjukkan ayat di mana Nabi Isa Al Masih
menyatakan bahwa,”Akulah Tuhan, sembahlah aku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar